Siang ini dingin sekali, ntah kenapa
aku sampai menyelipkan jari2ku diantara kursi duduk dan pantatku, hembusan AC
di ruangan ini sangat terasa dingin..bbbrrrr…tidak seperti biasa, mungkin aku
sedikit tidak enak badan. Kali ini aku ingin sharing sebuah
cerita yang kubaca siang ini, sebuah cerita yang mampu menghangatkan hatiku
walaupun badanku menggigil. Ceita ini berjudul
Orang Kalah
Saya pernah menjadi orang kalah. Bukan kekalahan
besar, tetapi sekadar kekalahAn dalam lomba vocal group di sekolah.
Tapi karena main gitar masih menjadi sisi penting hidup saya, maka seluruh dunia ini rasanya tak ada yang lebih penting dari gitar.
Jadicukup hanya dengan kalah lomba vocal saya merasa dunia otomatis runtuh. Butuh berhari-hari bagi saya untuk berani keluar kamar kos dengan tenang.
Rambut saya cukur pelontos, kuku jari saya potongi dan dua hari saya membolos. Untuk apa semua ini? Untuk marah dan protes pada keadaan.
Sementara keadaan yang saya protes itu ternyata tak menggubris protes saya. Matahari tetap muncul dan tenggelam seperti biasa.
Hanya karena saya sedangsedih misalnya, matahari juga tidak otomatis mengucapkan belasungkawa, untuk mau sejenak terbit terbalik muncul dari barat dan tenggelam di timur.
Ketika ini benar-benar terjadi tentu saya akan merasa gembira dan ditemani. Saat seluruh penduduk dunia kaget, mereka pasti bertanya-tanya, ada apa ini? "Ooo ini ada orang yang tinggal di sebuah kampung di ujung kota Semarang sana, namanya Prie GS sedang murung karena kalah lomba vocal group!''
Betapa senang kalau hal itu benar-benar terjadi. Tapi nyatanya tidak. Tak peduli apakah saya memangkas rambut atau sekalian memotong kepala karena kekalahan itu bakul-bakul di pasar tetap berjualan seperti biasa. Mereka sama sekali tidak pernah tahu kekalahan saya. Jangankan cuma kalah lomba, sekalipun vocal group itu tidak pernah ada di dunia, apa peduli mereka.
Pendek kata, sebetulnya tidak ada yang peduli dengan urusan kita, termasuk kekalahan, kemarahan, kejengkelan, kedengkian kita, kecuali diri kita sendiri.
Kita terlalu serius pada urusan diri sendiri sementara orang lain juga pasti terlalu sibuk dengan urusan mereka.
Maka menyangka bahwa mereka sibuk mengurus urusan kita termasuk kekalahan kita adalah sebuah kekeliruan. Tetapi keliru prasangka itulah yang diteruskan hingga hari ini.
-Prie GS-
Tapi karena main gitar masih menjadi sisi penting hidup saya, maka seluruh dunia ini rasanya tak ada yang lebih penting dari gitar.
Jadicukup hanya dengan kalah lomba vocal saya merasa dunia otomatis runtuh. Butuh berhari-hari bagi saya untuk berani keluar kamar kos dengan tenang.
Rambut saya cukur pelontos, kuku jari saya potongi dan dua hari saya membolos. Untuk apa semua ini? Untuk marah dan protes pada keadaan.
Sementara keadaan yang saya protes itu ternyata tak menggubris protes saya. Matahari tetap muncul dan tenggelam seperti biasa.
Hanya karena saya sedangsedih misalnya, matahari juga tidak otomatis mengucapkan belasungkawa, untuk mau sejenak terbit terbalik muncul dari barat dan tenggelam di timur.
Ketika ini benar-benar terjadi tentu saya akan merasa gembira dan ditemani. Saat seluruh penduduk dunia kaget, mereka pasti bertanya-tanya, ada apa ini? "Ooo ini ada orang yang tinggal di sebuah kampung di ujung kota Semarang sana, namanya Prie GS sedang murung karena kalah lomba vocal group!''
Betapa senang kalau hal itu benar-benar terjadi. Tapi nyatanya tidak. Tak peduli apakah saya memangkas rambut atau sekalian memotong kepala karena kekalahan itu bakul-bakul di pasar tetap berjualan seperti biasa. Mereka sama sekali tidak pernah tahu kekalahan saya. Jangankan cuma kalah lomba, sekalipun vocal group itu tidak pernah ada di dunia, apa peduli mereka.
Pendek kata, sebetulnya tidak ada yang peduli dengan urusan kita, termasuk kekalahan, kemarahan, kejengkelan, kedengkian kita, kecuali diri kita sendiri.
Kita terlalu serius pada urusan diri sendiri sementara orang lain juga pasti terlalu sibuk dengan urusan mereka.
Maka menyangka bahwa mereka sibuk mengurus urusan kita termasuk kekalahan kita adalah sebuah kekeliruan. Tetapi keliru prasangka itulah yang diteruskan hingga hari ini.
-Prie GS-